Selasa, 30 Agustus 2011

SEJARAH FILM DUNIA


Asal mula film yang telah dikenal saat ini merupakan perkembangan kelanjutan dari fotografi. Pengetahuan paling awal mengenai fotografi dimulai ketika Roger Bacon menemukan kamera obscura (diambil dari bahasa latin yang berarti kamar gelap) sekitar sebelum tahun 1300. Tulisan awal mengenai kamera obscura yang diakui adalah tulisan dari Leonardo da Vinci. Pada saat itu, seorang seniman berkebangsaan Venesia yang bernama Daniel Barbaro menyebutkan penggunaan kamera obscura untuk melukis secara perspektif. Kamera obscura terdiri dari sebuah satu kotak atau ruangan yang gelap dimana terdapat satu lubang kecil pada satu sisi kotak sehingga sinar dari luar dapat masuk dan menyinari sisi kotak bagian dalam yang lain. Cahaya bersinar membentuk obyek diluar kotak atau ruangan, masuk melalui lubang kecil dan menciptakan sebuah bayangan berbentuk obyek di luar tadi. Kemudian pelukis yang berada di dalam ruangan gelap tersebut melukis obyek berdasarkan bayangan yang terlihat pada sisi kotak atau ruangan dimana sinar tadi masuk dan terletak. Konsep dari kamera obscura ini merupakan alat sukses pertama yang dapat mengambil sebuah gambar dari obyek dan memantulkannya pada layar. Perpindahan gambar semacam ini merupakan konsep awal dari alat pengambil gambar abadi yang disebut fotografi. Konsep terpenting dari teknik fotografi yang kedua adalah layar peka cahaya yang sesuai untuk membuat bayangan gambar yang jatuh tadi sehingga dapat bertahan lama tanpa perlu melukisnya.

Penemuan alat pengambil gambar abadi pertama kali dilakukan oleh Joseph Nicephore Niepce dari Perancis pada tahun 1826 (Leggat, www.rleggat.com). Ia berhasil membuat campuran dengan perak untuk menciptakan gambar pada sebuah lempengan timah tebal yang telah disinari selama beberapa jam. Sekaligus mengunjungi saudaranya di Inggris, pada tahun 1827, ia meminta izin untuk menunjukkan beberapa gambar hasil dari alat ciptaannya kepada Royal Society tetapi ia akhirnya ditolak karena tidak bersedia memaparkan rahasia proses pembuatannya. Kemudian pada tahun 1829 ia mengadakan kerjasama dengan Louis Jacques Monde Daguerre, penemu Daguerreotype, untuk melanjutkan eksperimen penyempurnaan alat pembuat gambar permanen.

Perkembangan menakjubkan selanjutnya dari fotografi adalah gambar bergerak (motion picture). (Boucher, 1959:288) Gambar bergerak yang lebih dikenal dengan istilah film adalah suatu teknik tertentu dalam merekam gambar dengan teknik fotografi dan berdasarkan sebuah fenomena psikologis dari mata manusia yang disebut the persistence of vision (ketetapan penglihatan). Fenomena ini merupakan fenomena dimana sebuah gambar yang ditangkap oleh retina selama sekitar sepersepuluh detik akan direkam selama beberapa saat lamanya. Lamanya gambar tersebut terekam di mata manusia tergantung pada beberapa faktor, terutama intensitas cahaya dan warna dari gambar tersebut. Penyempurnaan-penyempurnaan di bidang fotografi yang pada akhirnya berkembang pesat telah melahirkan konsep gambar hidup tersebut. Ada dua nama yang sangat penting dalam sejarah perkembangan gambar hidup yang selanjutnya akan disebut dengan istilah film. Mereka adalah Thomas Alfa Edison dan Lumiere bersaudara.

Thomas Alfa Edison adalah ilmuwan berkebangsaan Amerika Serikat yang lahir pada tahun 1847 dan meninggal tahun 1931 (www.inventors.about.com). Ia merupakan ilmuwan yang terkenal dengan penemuan lampu listrik dan fonograf (phonograph) atau piringan hitam. Edison dengan stafnya berhasil menciptakan sebuah alat untuk merekam dan memproduksi gambar yang disebut kinetoskop (kinetoscope), berasal dari bahasa Yunani “kineto” yang berarti gerakan dan “scopos” yang berarti melihat. Ide tersebut dipatenkan pada tanggal 17 Oktober 1988 untuk penciptaan sebuah alat perekam gambar bergerak seperti pada fonograf merekam suara. Sedangkan paten untuk kinetograph (kamera) dan kinetoscope (alat untuk melihat) diberikan pada tanggal 24 Agustus 1891. Perekaman pertama kinetoskop adalah adegan dimana seorang pegawai Edison yang bernama Fred Ott berpura-pura bersin. Edison membangun studio film pertama di New Jersey dan memulai pertunjukan film pertamanya pada tanggal 23 April 1896 di kota New York, Amerika Serikat. Pertunjukan ini segera populer di Amerika Serikat hingga akhirnya menyebar ke luar negeri, terutama di negara-negara Eropa.


Antoine Lumiere dan kedua anaknya memiliki pabrik material fotografi di Lyons, Perancis (www.terrace.qld.edu.au). Setelah menyaksikan pertunjukan kinetoskop Edison saat musim panas tahun 1894, Antoine tertarik dan menyarankan kepada kedua anaknya Louis dan Auguste untuk mengembangkan alat kinetoskop milik Edison tersebut. (Sumarno, 1996:3) Mesin hasil pengembangan mereka dipatenkan di bulan Februari tahun 1895 atas nama Louis dan Auguste Lumiere atau yang lebih dikenal dengan sebutan Lumiere bersaudara. Mereka merancang sebuah alat yang mengkombinasikan antara kamera, alat memproduksi dan memproses film, serta proyektor menjadi satu dan disebut sinematograf (cinematographe). Keunggulan mesin ini terletak pada adanya mekanisme gerakan tersendat (intermittent movement) yang mirip dengan mekanisme mesin jahit. Mekanisme ini memungkinkan setiap frame dari film yang diputar akan berhenti sesaat untuk disinari lampu proyektor sehingga gambar tidak akan tampak berkedip-kedip. Untuk proyektor, mesinnya dipasang menggunakan tiang kayu dengan lampu elektrik yang dibuat khusus oleh Molteni, ahli lampu. Pertunjukan perdana dilaksanakan pada tanggal 22 Maret kepada The Society for the Promotion Industry, dengan judul “workers leaving the Lumiere factory” (pekerja meninggalkan pabrik Lumiere) yang diambil oleh Louis.

3 komentar:

  1. Kok gak bisa di copas,saya ada tugas buat mading nihhh

    BalasHapus
  2. Sayangnya perkembangan film di Indonesia sudah sangat tertinggal dari dunia internasional

    BalasHapus